Nama : Much
Muchlis Wahzudin
NIM :
15630019
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
apa itu kelarutan ? dan apa
itu hasil kali kelarutan ?
materi ini sesungguhnya sudah perna diajarkan pada bangku sekolah menegah atas pada pelajaran kimia. Namun materi ini akan diperdalam lagi pada bangku kuliah. (kalau ngambil jurusan kimia ) hehehe.
Apa maksud dari gambar tersebut ? tentu dulu kita
faham betul apa maksudnya, namun saya yakin kebanyakan dari kita lupa tentang
maksud gambar tersebut. Dalam postingan ini saya inin mencoba mengingat-ingat
kembali tentang hal itu, dan saya akan tuliskan dalam postingan ini. Agar kita
selalu ingat tentang pelajaran yang perrna kita pelajari dulu, dan juga
mudah-mudahan dapat membantu para mahasiswa yang masih terdapat materi ini.
Apa itu kelarutan ? kelarutan adalah kemampuan suatu
zat untuk larut dalam suatu pelarut tertentu. Sedangkan hasil kali kelarutan
adalah konstanta keseimbangan suatu zat yang biasanya berbentuk garam atau basa
yang kelarutanya kecil ketika berada di dalam air.
Mungkin dari pengertian tersebut kita masih bingung
apa maksudnya bukan ?, langsung saja ke contoh kongkrit. Sebagai contoh kita gunakan
zat CuBr . Kelarutan CuBr dalam 1 liter adalah 0,0287 gr pada 25 C. ditimbang
CuBr sekian gr dan kemudian kita masukan
ke dalam 1 L air. Pada saat awal CuBr dalam air, masih belum terjadi
pembentukan kation, dan dengan berlangsungnya proses pelarutan maka CuBr
sedikit demi sedikit akan terpisah menjadi ion ionnya. Proses disosiasi CuBr
menjadi ion-ionnya dapat ditulis sebagai berikut:
Prodak ion akan maksimal pada saat CuBr larut sempurna
dalam air. Namun pada kondisi seperni ini dapat terjadi reaksi balik yaitu r ion
Cu+ dan Br- yang sudah terpisah nereaksi
kembali membentuk CuBr.
Cu+ (aq) +
Br-(aq) -> CuBr (s)
Sehingga dalam keadaan ini dua proses akan salaing
berkompetisi yaitu reaksi disosiasi dan kebalikannya, pada saat inilah
keseimbangan dinamis tercapai dan reaksinya dapat kita tulis sebagai:
CuBr (s) <-> Cu+ (aq) + Br-(aq)
Dari reaksi diatas kita dapat menulisakan konstanta
keseimbangan dengan persamaan
: K = [Cu+][Br-] / [CuBr]
Perlu diingat bahwa CuBr adalah zat padat murni dan
diangagap konsentrasinya adalah 1 maka persamaan diatas ditulis sebagai:
K = [Cu+][Br-] atau biasa ditulis Ksp = [Cu+][Br-]
Dari sini kita sedikit memahami apa itu ksp bukasn ?.
Untuk memperdalam lagi akan dibahas yang berhubungan
dengan Ksp yaitu proses pengendapan.
Hubungan Ksp dengan proses
pengendapan
Agar lebih cepat memahami langsung kita ke contoh
peristiwa.
Anggap kita mempunyai larutan Barium Iodida (BaI2)
sebanyak 1 L di dalam beaker glass. Larutan tersebut kemudian kita tambahkan
setetes demi setetes larutan MgSO4 (Magnesium sulfat). pada saat awal
penambahan belum terjadi endapan, ini dikarenakan larutan BaI2 masih terus
bereaksi atau belum jenuh. akan tetapi dengan berlangsungnya penambahan larutan
magnesium sulfat yang semakin banyak maka larutan mulai menuju pada keadaan
yang disebut sebagai “tepat jenuh” atau BaI sudah tidak dapat bereaksi kembali,
dimana apabila kita tambahkan sedikt saja asam sulfat maka langsung terbentuk
endapan. Kondisi ketika terbentuk endapan tersebut biasanya disebut larutan
lewat jenuh. Jadi urutan terbentuknya endapan adalah melalui proses sebagai
berikut: larutan belum jenuh – larutan tepat jenuh (larutan jenuh) – larutan
lewat jenuh.
Terus apa hubunganya dengan Ksp ???
Mari kita lihat masalah berikut.
Berapa gram MgSO4 yang dapat ditambahkan pada 13,0 mL
BaI2 3.70 x 10-2 M agar di dapat kondisi BaSO4 tepat akan mengendap? (Ksp BaSO4
1.1 x 10-10 )
Masalah tersebut terdapat nilai Ksp yang dihubungkan
dengan proses pengendapan. Yaitu kita disuruh menentukan berapa banyak zat yang
perlu ditambahkan agar suatu larutan dapat habis bereaksi atau tepat jenuh
(belum sampai terbentuk endapan).
Dapat kita ketahui bahwa reaksi pengendapan BaSO4
adalah sebagai berikut
Ba2+ + SO4-2
-> BaSO4
Ba dari larutan bereaksi dengan SO4 dari zat yang kita tambahkan.
Dari persamaan reaksi tersebut
dapat diketahui persamaan K atau Ksp adalah
Ksp: [Ba2+][SO4-2]
Dari persamaan ini kita dapat menghitung berapa banyak (konsentrasi SO4)
yang harus kita tambahkan agar larutan BaI maksimal bereakasi (tepat jenih)
Ksp sudah diketahui yaitu 1.1 x 10-10 ;
konsentrasi Ba 2+ juga sudah diketahui yaitu
3.70 x 10-2
M, untuk mencari
konsentrasi SO4 tinggal kita bagi sesuai dengan persamaan Ksp diatas. Jadi
konsentrasi SO4 adalah nilai Ksp dibagi konsentrasi
Ba2+,
hasilnya adalah [SO4-2]
=2.97 x 10-9 M.
terus apa hubunganya dengan gambar diata tadi???
Gambar diatas tadi menunjukan apakan larutan terjadi endapan atau tidak.
Masih bingung ?
Mari kita ulas soal gambar diatas dengan contoh peristiwa berikut.
Apakah akan terjadi pengendapan apabila larutan 1,00 L FeCl2 0.175 M
dicampur dengan 2,00 L NaOH 0.0503 M?(diketahui Ksp Fe(OH)2 adalah 8.0 x 10-16)
Dari peristiwa diatas pertama kita harus mengetahui reaksi yang terjadi.
Endapan yang terbentuk dari campuran diatas adalah Fe(OH)l2 .
Sehingga reaksinya sebagai berikut. Fe 2+ +OH- -> Fe(OH)l2
Setelah itu kita harus mengetahui konsentrasi dari masing”. Dari angaka
yang diketahui dapat dihitung konsentrasi Fe2+ dan OH- dengan mengalikan
konsentrasi dan volume dibagi volume total.
Didapat konsentrasi masing” adalah
konsentrasi
Fe2+ = 0.175 / 3 = 0.0583 M konsentrasi OH- = 0.1006 / 3 = 0.0335 M
diketahui Ksp dari persamaan adalah 8.0 x 10-16.
Untuk melihat apakah reaksi terbentuk endapan
atau tidak kita harus mencari dulu nilai Q
dari reaksi didapat persamaan Qsp adalah [Fe2+][OH-]3 . tinggal kita kalihkan konsentrasi masing” dan didapat nilai Qsp adalah 2.20 x 10-6
dari nilai Q tersebut dapat kita tentukan apakah reaksi terbentuk endapat
atau tidak.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
Q<Ksp gambar menunjukan cairan encer
Q=Ksp gambar menunjuuakn cauiran agak pekat
Q>Kspgambar menunjuuakan terdapat endapan.
Dari peristiwa diatas dapat diketahui bawwa nilai Qsp > Ksp sehingga reaksi terjadi endapan yaitu endapan Fe(OH)l2
No comments:
Post a Comment