Thursday, June 15, 2017

SISTEM TIGA FASA

Dewi Elok Rahmawati (15630016)

SISTEM TIGA FASA

Berbagai ilmu kimia mengajarkan tentang ilmu pemisahan suatu komponen senyawa, salah satunya adalah ekstraksi. Ekstraksi ini merupakan suatu metoda yang didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak saling melarutkan. Apabila ada dua zat cair dicampur dengan komposisi yang berbeda-beda maka akan ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu (Ahmad, 1999) :
1.      Kedua zat dapat tercampur dalam komponen atau komposisi
2.      Kedua zat cair tidak dapat bercampur dengan yang lainnya atau tidak dapat bercampur sama sekali
3.      Kedua zat dapat tercampur dengan komposisi tertentu
Apabila suatu sistem merupakan campuran yang tidak saling bercampur atau bercampur sebagian sehingga membentuk dua lapisan, kemudian ditambahkan zat ketiga (pelarut) yang larut dalam campuran tersebut, maka zat/pelarut tersebut akan terdistribusi diantara ke dua lapisan dengan perbandingan tertentu. Didalam suatu campuran larutan akan terjadi sebuah kesetimbangan yaitu kesetimbangan heterogen maupun homogen, baik dalam fase yang sama maupun campuran fase yang berbeda. Jika suatu zat/pelarut ditambahkan secara terus menerus menyebabkan komponen-komponen zatnya tida saling tercampur akibatnya membentuk sistem tiga fasa.
Salah satu cara untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan sistem komposisi digunakan diagram fase segitiga yaitu “Diagram Terner”, berbentuk segitiga samasisi yang tiap sudut segitiganya menggambarkan suatu komponen murni dimana kesetimbangan ini terjadi pada suhu dan tekanan yang tetap (Alberty, 1992). Karena  Diagram fasa ini berbentuk segitiga sama sisi sehingga dapat memenuhi seluruh komponen ini sebab jarak titik didalam segitiga sama sisi ini diukur sejajar dengan sisi-sisinya yang sama panjangnya dengan sisi segitiga itu. Diagram terner ini juga dapat digunakan untuk menentukan keadaan suatu zat pada suhu dan tekanan tertentu senyawa.
Suatu fasa didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar-benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik. Fasa dapat didefinisikan sebagai setiap bagian sistem yang (Atkins, 2006):
a.       Homogen serta dapat dipisahkan oleh batas yang jelas
b.      Sifat fisik maupun kimia berbeda dengan sistem lain
c.     Fasa daapat dipisahkan secara mekanik dari sistem lain tersebut
Campuran dua cairan ataupun padatan yang tidak saling tercamput atau terpisah membentuk dua lapisan umumnya sering disebut dengan campuran heterogen. Sedangkan pada campuran gas dengan gas hanya memiliki satu fasa yaitu homogen. Fasa sendiri didefinisikan dengan simbol P. Untuk fasa heterogen ini biasanya terdiri dari komponen-komponen fasa homogen yang memiliki sifat yang sangat berbeda sehingga tidak dapat bercampur. Namun, pada fasa homogen ini dapat dipisahkan dengan cara mekanik. Dalam kesetimbangan suatu fasa dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dari senyawa sendiri. Suatu sistem dapat dikatakan seimbang apabila memenuhi syarat :
1.      Sistem memiliki lebih dari satu fasa meskipun mempunyai materi yang sama
2.      Terjadi perpindahan yang sifatnya reversibel dari satu fasa ke fasa yang lain
3.      Seluruh bagian sistem ini mempunyai tekanan dan temperatur sama
Suatu sistem campuran dapat membentuk satu fasa atau lebih tergantung pada kelarutan dari zat yang ada didalamnya. Kelarutan suatu zat merupakan konsentrasi maksimum yang dicapai oleh zat dalam larutan tersebut. Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupa ion selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul air). Makin banyak partikel zat terlarut, maka semakin banyak juga molekul air yang digunakan untuk menghindari partikel zat terlarut tersebut, setiap zat pelarut memiliki perbedaan batas maksimum dalam melarutkan zat.
Sistem suatu zat merupakan kumpulan zat yang dapat diisolasikam dari zat-zat lain dalam suatu bejana inert, sehingga dapat mengamati pengaruh perubahan temperatur, tekanan serta konsentrasi dari suatu zat. Sedangkan komponen adalah suatu yang ada dalam sistem tersebut, seperti zat terlarut dan pelarut dalam senyawa. Banyaknya komponen dalam sistem adalah jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fasa yang ada dalam sistem tersebut.
Komponen ini merupakan  suatu kumpulan zat yang biasanya terdapat di dalam suatu campuran, baik campuran yang sifatnya cair, padat ataupun gas. Jumlah komponen – komponen dalam suatu sistem didefinikan sebagai jumlah minimum dari “variabel bebas pilihan” yang dibutuhkan untuk menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu sistem. Jumlah komponen didalam suatu campuran biasanya dilambangkan dengan C (Dogra, 2009). Sedangkan jumlah minimum variabel intensif yang harus dipilih agar keberadaan variabel intensif dapat ditetapkan, disebut dengan derajat kebebasan. Jumlah minimum variabel intensif dapat berupa temperature, tekanan dan konsentrasi (Atkins, 2006). Untuk derajat kebebasan yang sifatnya invariant  atau tidak bervariasi diluliskan dengan V = 0, bila univarian dilambangkan dengan V = 1, bila bivarian dilambangkan dengan V = 2. Namun, secara umum derajat kebebasan dilambangkan dengan V atau F (Dogra, 2009).
Aturan fase gibbs memberikan suatu hubungan antar derajat kebebasan dalam suatu sistem antara sautu komponen (C) dan fase (P). Hubungan komponen dan fase tersebut dapat dinyatakan kedalam suatu persamaan ( Fessenden, 1999) :
V = C – P + 2 .............................................. (1)
F = C – P + 2 .............................................. (2)
dimana,
F atau V = jumlah derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Sedangkan menurut aturan fase gibbs, derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen (C = 3) dapat melalui persamaan ( Fessenden, 1999) :
                                                     F = C – P +2
                                                        = 5 – P ................................................ (3)
            Sedangkan untuk suhu dan tekanan yang tetap, sistem dengan tiga komponen akan memiliki jumlah derajat kebebasan gibbs maksimum yang bernilai dua. Ini  dikarenakan jumlah fase minimum yang tebentuk adalah satu fase yang saling melarutkan dan homogen. Diagram fase ini digambarkan kedalam diagram fase satu bidang, dimana dalam menggambarkan sistem tiga komponen tersebut dapat dilakukan melalui kertas grafik segitiga atau yang dikenal dengan istilah diagram terner. Berdasarkan teori sebelumnya kesetimbangan fasa ini dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan komposisi sistem. Sehingga pada jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap dapat dinyatakan melalui persamaan(Fessenden, 1999):
                                                       F   =   3    P...................................................(2)
Akibatnya apabila dalam sistem tersebut hanya ada satu fasa, maka nilai derajat kebebasan bernilai dua. Sedangkan dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan,maka derajat kebebasan bernilai satu. Nilai tersebut yang menandakan jumlah suatu komponen  yang dapat  ditentukan konsentrasinya. Karena sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap tersebut memiliki nilai derajat kebebasan paling tinggi yaitu dua, sehingga diagram fasa pada sistem tiga komponen ini dapat tergambarkan pada satu bidang datar yang merupakan segitiga sama sisi yang disebut dengan diagram terner.
Jumlah fasa dalam sistem tiga komponen ini tergantung pada daya saling larut antar zat serta kalor  yang diberikan. Apabila ada tiga zat misalnya berupa zat cair A, B dan C. Pada zat  A dan B dapat larut sebagian saja. Kemudian ditambah dengan zat C kedalam campuran tersebut. Zat C ini akan memperbesar atau memperkecil daya larut A dan B, apabila zat C ini memperbesar kelarutnya maka, zat A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam zat A maupun B pada suhu yang tetap dapat digambarkan oleh diagram terner. Cara untuk menggambarkan komposisi zat tersebut dalam diagram terner tergambarkan dalam kedua gambar berikut (Dedi, 2011) :
                

                                           Gambar 1. Diagram Terner secara umum


Gambar 2. Diagram Terner zat
Titik A ; B ; dan C  menyatakan komponen zat murninya. Sedangkan garis Xa ; Xb ; Xc menyatakan fraksi mol dari komponen tersebut. Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) apabila dijumlahkan akan bernilai satu (Xa + Xb + Xc = 1). Garis pada simbol Xa merupakan campuran antara zat A dan B, Garis pada simbol Xb merupakan campuran antara zat B dan C, sedangkan garis Xc merupakan campuran antara zat C dan A.
Satu fasa membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan sistem secara sempurna, dan untuk dua fasa dalam kesetimbangan, satu derajat kebebasan (Dogra, 2009). Fraksi mol ataupun % berat dapat menyatakan nilai dari konsentrasi dari suatu zat. Apabila komposisi zat masing-masing dinyatakan dalam bentuk % berat, untuk menghitung berat dari zatnya perlu mengetahui massa jenis dari tiap zat nya. Sehingga dapat diketahui melalui persamaan berikut.

m = ρ X V............................................(3)
     keterangan :
         m =  massa
         ρ  =  massa jenis
         V =  volume

Metode lain yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua cairan yang tidak larut sempurna yaitu dengan metode titrasi. Prinsip kerja diagram terner yaitu pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua komponen yang saling melarut sempurna. Campuran akan berubah menjadi keruh apabila zat telah terpisah dan membentuk dua lapisan (Fessenden, 1999). Diagram terner yang menggambarkan sistem tiga koponen secara umum terlihat seperti berikut :

Gambar 3. Diagram Fasa Sistem Tiga Komponen

Sebagai contoh untuk diagram tiga fasa yakni pada senyawa NH4Cl dengan (NH4)2SO yang ditambah dengan air terus menerus sehingga membentuk tiga fasa. Hal ini terjadi karena  zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut lainnya. Selain itu,  terjadi setting-out yang mengakibatkan berkurangnya kelarutan dari gas ( maupun zat bukan-ion lainnya) di dalam air apabila suatu garam sebagai zat terlarut ditambahkan. Sedangkan pada setting-in dapat juga terjadi, dimana sistem terner ini lebih pekat atau memiliki air yang lebih sedikit dari pada sistem sebelumnya. Garam tersebut juga mempengaruhi kelarutan elektrolit lain dan dapat digambarkan dengan diagram ternet berikut.
Gambar 4. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap untuk sistem terner NH4Cl / (NH4)2SO4


           
Daftar Pustaka
Ahmad, Hiskia.2001. Kimia Larutan. Bandung: Cintra Aditya Bakti.
Alberty, Robert.1992. Kimia Fisika jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Atkins,P.W.2006. Kimia Fisika.Jakarta: Erlangga.
Dedi. 2011. Kimia Fisika Terapan II. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
Dogra, S.K.2009. Kimia Fisika dan Soal-soal.Jakarta: UI-Press.
Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.









No comments:

Post a Comment

KESETIMBANGAN KIMIA DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Nama : JAMA’ATIN NIM : 15630018 KESETIMBANGAN KIMIA DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Ø REAKSI KESETIMBANGAN Rea...