Nama : Fiddieni Salima
NIM : 15630010
INFUS SALAH SATU APLIKASI TEKANAN OSMOTIK PADA KEHIDUPAN
Tekanan osmotik
adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut melalui
semipermiabel ke dalam larutan. Membrane semipermianel adalah suatu selaput
yang dapat dilalui molekul-molekul dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.
Jika seseorang
memerlukan nutrisi dan injeksi cairan infuse, maka tekanan osmotic cairan
infuse yang digunakan harus sesuai dengan tekanan osmitik darah (isotonic/isoosmotik).
Pada bab sifat kolegatif larutan, osmolaritas adalah jumlah total milimol
elektrolit dalam cairan infuse. Hal ini berhubungan dengan tekanan osmotiknya.
Pada pemberian infuse, tekanan osmotic infuse harus sesuai dengan tekanan
osmotic darah. Sesuai dengan tinhkat osmolaritasnya, infuse dapat dibedakan
menjadi tiga macam.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan
osmosis yang sama disebut isotonic. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih rendah dari pada larutan yang lain disebut hipotonik. Sementara itu,
larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang lebih tinggi dari pada larutan
yang lain disebut hipertonik.Tekanan osmotic memainkan peranan penting dalam
system hidup. Misalnya, dinding sel darah merah berfungsi sebagai membrane
semipermiabel terhadap pelarut sel darah merah. Penempatan sel darah merah dalam
larutan hipertonik relative terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan sel keluar
sehingga mengakibatkan sel mengerut.
Proses pengerutan sel seperti ini
disebut krenasi. Penempatan sel darah
dalam larutan yang hipotonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan
cairan masuk ke dalam sel sehingga sel darah merah akan pecah. Proses ini
dinamakan hemolisis.
Seseorang yang membutuhkan pengganti cairan tubuh, baik melalui infus maupun
meminum cairan pengganti ion tubuh harus memperhatikan konsentrasi cairan infus
atau minuman. Konsentrasi cairan infus atau minuman harus isotonik dengan
cairan dalam tubuh untuk mencegah terjadi krenasi atau hemolisis.
1.
Larutan hipertonik
Jika tekanan dalam sel darah merah lebih besar daripada tekanan cairan infuse (hipertonik), maka air dalam sel darah merah akan keluar, sehingga sel akan mengkerut. Cairan hipertonik adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel-sel ke dalam pembuluh darah yang mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan dengan cairan hipertonik misalnya pada cairan Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dexrtose 5%+Ringer-laktat , Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah dan albumin.
2.
Larutan hipotonik
Jika sebaliknya tekanan dalam sel darah merah lebih kecil
daripada tekanan cairan infuse, maka sek daarh merah akan menyerap air sehingga
dinding sel akan mengembang dan pecah. Cairan hipotonik adalah cairan infuse
yang ismolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi Na lebih
rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum dan menurunkan
osmolaritas serum itu sendiri. Maka menyebabkan cairan “ditarik” dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sampai akhirnya sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Cairan infuse yang hipotonik digunakan pada
keadaan sel yang mengalami dehidrasi, misalnya pasien cuci darah dalam terapi
diuretic, juga pada pasien hipergikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis
diabetic. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan yang tiba-tiba cairan
dari dalam pembuluh darah ke sel menyebabkan kolaps kardivaskuler dan
peningkatan tekanan intracranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contoh
cairan yang hipotonik adalah NaCl 45% dan dekstrosa 2,5%.
3.
Larutan isotonic
Cairan
infus yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada didalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki resiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongetif dan
hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Cairan sel darah merah mempunyai
tekanan osmotic yang sama dengan larutan NaCl 0,9%. Dengan kata lain cairan sel
darah merah isotonic dengan NaCl 0,9%. Jika sel darah merah dimasukkan kedalam
larutan NaCl 0,9% air yang masuk keluar dinding sel akan setimbang (kesetimbangan
dinamis). Prinsip cairan berpindah dari osmolaritas tinggi ke osmolaritas
rendah.
Prinsip tekanan osmotic dalam penggunaan infuse ini merupakan
contoh penerapan sifat koligatif larutan di bidang kesehatan. Prinsip tekanan
osmotic sebagai salah satu sifat koligatif larutan ditemukan oleh Jacobus
Henricus van’t Hoff seorang pemenang nobel kimia tahun 1902 atas penelitiannya
pada kinetic kimia tentang kesetimbangan kimia, tekanan osmotic, dan
kristalografi. Penelitiannya mengenai tekanan osmotic menunjukkan bahwa tekanan
osmotic suatu larutan sebanding dengan konsentrasi dan suhu larutan tersebut.
Prinsip tekanan osmotic tidak hanya digunakan pada cairan
infuse. Minuman-minuman pengganti ion tubuh yang kini marak di kalangan
masyarakat juga menggunakan prinsip ini sebagai dasar pembuatanyya.
Sumber
referensi :
http://yodaperutapratama.blogspot.ru/2012/05/tekanan-osmotik.html diakses
pada kamis 15 Juni 2017 pukul 22.00 WIB
No comments:
Post a Comment