Thursday, June 15, 2017

Penerapan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku Membuat Campuran Pendingin

Sifat Koligatif
            Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Jadi sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis larutan. Keempat sifat tersebut adalah penurnan teknan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotic. Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal tersebut maka sifat koligatif larutan nin elektrolit lebih rendah daripada sifat larutan elektrolit.
            Pada larutan non elektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan dengan molalitas larutan, menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih besar. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga molalitas partikel menjadi bertambah.
            Meskipun jumlah partikel dalam larutan elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan sebanding dengan perhitungan jumlah partikel. Hal ini  disebabkan terjadinya gaya tarik menarik antarionik. Pada larutan non elektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan dengan molalitas larutan, menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih besar. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga molalitas partikel menjadi bertambah.
            Meskipun jumlah partikel dalam larutan elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan sebanding dengan perhitungan jumlah partikel. Hal ini  disebabkan terjadinya gaya tarik menarik antarionik
Sifat Koligatif Larutan, meliputi :
1.      Tekanan Uap
2.      Penurunan  Titik beku
3.      Kenaikan Titik Didih
4.      Tekanan Osmotik
Pemanfaatan sifat koligatif kehidupan sehari-hari, meliputi :
1.      Ilmu pengtahuan
2.      Industry.
Salah satu penerapan penurunan titik beku adalah membuat campuran pendingin
            Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh dibawah 0oC. cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin juga dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
Penerapan pada pembuatan es putar
            Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campran turun. Sementara itu, campuran bahan pemuat es putar dimasukkan dalam bejanan lain yang terbuat dari stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus menerus diaduk sehingga campuran membeku.
Mekanisme Penurunan Suhu
            Ketika garam ditaburkan diatas es , partikel-partikel garam mengganggu kestabilan ikatan pertikel-partikel air yang sedang berada dalam fase padat (es). Partikel-partikel garam menerobos masuk ke sela-sela ikatan partikel es sehingga memutuskan ikatan-ikatan tersebut. Akibatnya, partikel-partikel es yang berada di permukaan dapat memisahkan diri  dari perangkap gaya tarik partikel-partikel es yang berada di samping dan dibawahnya. Partikel es yang berhasil memisahkan diri itu kemudian beralih ke fase cair.
            Es memiliki suhu rata-rata di bawah  0oC. Dalam kasus penambahan garam ini, es mengalami peleburan tanpa  adanya penambahan panas, sehingga air yang terbentuk dari peleburan itu juga bersuhu di bawah 0oC. Inilah sebabnya dikatan bahwa penambhan garam dapat menurunkan titik lebur air, karena es dapat melebur di bawah titik lebur normalnya (0oC)
Faktor-faktor yang memengaruhi titik beku larutan :
1.      Konsentrasi larutan, Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar penurunan titik bekunya. 
2.      Jumlah ion yang bereaksi, Semakin banyak jumlah ion yang mengalami reaksi, maka penurunan titik beku semakin besar. Artinya, larutan elektrolit mengalami penurunan titik beku yang lebih besar dibanding larutan nonelektrolit

Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya.



Tf         =  titik beku larutan
Tfº        =  titik beku pelarut murni
Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar penurunan titik bekunya.





∆T ~ m Untuk larutan nonelektrolit berlaku persamaan :



ΔTf       =  penurunan titik beku
Kf         =  tetapan penurunan titik beku zat pelarut
m         = molal larutan
Untuk larutan elektrolit berlaku persamaan :
i =  faktor Van’t Hoff

sumber : https://googleweblight.com/?lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif&ei=5QM6ROa3&lc=id-ID&s=1&m=171&host=www.google.co.id&ts=1497591036&sig=ALNZjWnp__YYiZcRRbwpJVmtm1Wcz0Su1Q


Nama   : Ririn Dwi Cahyani

NIM    : 15630026

TEKANAN OSMOSIS
NAMA:IRFAN ARDIANSYAH
NIM : 15630033
        

              Apa itu tekanan osmosis?? Osmosis adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi. Pada proses osmosis, molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga dicapai keadaan kesetimbangan konsentrasi di antara kedua medium tersebut.
-INFUS
               Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik. Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan. Prinsip kerja infus pada dasarnya adalah tekanan osmotic. Tekanan disini adalah tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah masuknya molekul-molekul solut melalui membran yang semipermiabel dari pelarut murni kelaritan. Cairan murni atau larutan encer akan bergerak menembus membran atau rintangan untuk mencapati larutan yang lebih pekat. Inilah yang dinamakan osmosis. Membran atau rintangan ini disebut membran semipermiabel.
-MESIN CUCI DARAH 
               Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
-PENGAWETAN MAKANAN
            Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan. Ada banyak cara pengawetan, beberapa diantaranya adalah : pengawetan dengan bahan kimia sintetik, pengeringan, pengkalengan, iradiasi, pasterisasi (pemanasan), pendinginan, pengemasan, dan fermentasis, serta masih banyak lagi teknik pengawetan yang lain. Industri makanan ringan baik skala rumah tangga maupun pabrik sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada pengawetan selai dan jeli. • Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri. • Bila sel bakteri berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. • Proses ini yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi. Keasaman alami buah-buahan juga menghambat pertumbuhan bakteri.
-MEMBASMI LINTAH
          Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya. Dalam hal ini, lintah banyak mengandung cairan yang konsentrasinya rendah, sedangkan garam yang dibubuhi pada permukaan kulit lintah memiliki konsentrasi tinggi. Akibatnya, cairan pada tubuh lintah berpindah keluar melalui kulit sehingga lintah menjadi kekurangan cairan dan kering sehingga akhirnya lintah pun mati.
-PLASMOLISIS
              Jika sel tumbuhan diletakkan dilarutan garam terkonsntrasi (hipertonik). Sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbahan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini akan layu Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolysis. Tekanan terus berkurang sampai disuatu titik dimana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Sehingga (cytorrhysis) runtuhnya seluruh dinding sel dapat terjadi. Ada beberapa mekanisme didalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan atau mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan dilarutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman Tekanan osmotik juga merupakan mekanisme utama dalam pengangkutan air ke bagian atas tumbuhan adalah karena daun terus-menerus kehilangan air keudara. Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata. Suatu keadaan yang menarik adalah terjadinya plasmolisis. Nilai osmosis sel-sel suatu tanaman itu mengalami perubahan sesuai dengan keadaan air di dalam tanah. Pada umumnya terdapat hubungan timbal balik semacam ini. Jika tanah cukup mengandung air maka nilai osmosis sel-sel suatu tanaman tidak demikian tingginya daripada kalau tanah agak kekurangan air. Jadi cukup air di dalam tanah menurunkan nilai osmosis, sedangkan kurang air menaikkan nilai osmosis sel-sel suatu tanaman, bahkan nilai osmosis suatu sel pada siang hari itu berbeda dengan nilai osmosisnya pada malam hari. Hal ini sesuai dengan keadaan air pada siang hari dan pada malam hari. Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin. Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.

Sifat Koligatif pada Larutan dan Diagram Fase Larutan



Sifat Koligatif pada Larutan dan Diagram Fase Larutan


 
Sifat koligatif larutan sering disebut  suatu sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada sifat zat terlarut tersebut. macam - macam sifat koligatif larutan, yaitu penurunan titik beku, kenaikan titik didih.
Jika satu mol zat dilarutkan dalam 10 mol pelarut, temperatur akan mengalami penurunan. Hubungan lain yang didapatkan dari percobaan adalah penurunan tekanan uap pelarut akan disebabkan oleh adanya zat yang dilarutkan. Hal tersebut sebanding dengan berat molekul zat yang dilarutkan. Dalam mempelajari  sifat-sifat  tekanan uap larutan yang mengandung zat pelarut yang bersifat nonvolatil serta membahas mengenai aktivitas air pada sifat koligatif.
Diagram fase pada larutannya ini kita bandingkan dengan diagram fase yang ada. Larutan mempunyai tekanan uap lebih rendah dari pada pelarut murninya yang dinyatakan sebagai pelarut. Oleh karena itu, titik didih dan titik beku larutan berada di bawah titik didih dan titik beku pelarutnya. Penurunan tekanan uap tersebut akan berpengaruh dengan titik didih dan titik beku larutan.
Oleh karena itu, larutan yang belum mendidih  akan mendidih pada suhu di atas 100oC yaitu ketika tekanan uapnya tinggi. Oleh karenaitu, larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya. Penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarutnya pada diagram fase.

                                                                                    Oleh: Shoviyyah (15630037)


KESETIMBANGAN KIMIA DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Nama : JAMA’ATIN NIM : 15630018 KESETIMBANGAN KIMIA DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Ø REAKSI KESETIMBANGAN Rea...