NIM : 15630017
Penerapan
Prinsip Sel Volta Atau Sel Galvani Dalam Penggunaan Aki Pada Kendaraan Bermotor
Sel Volta atau sel galvani adalah
sel elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel
volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut
anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut
katoda(electrode positif). Pada sel volta, reaksi kimia bersifat spontan dan
menghasilkan arus listrik. Katode merupakan kutub positif dan anode merupakan
kutub negatif. Contoh penerapan sel volta adalah pada penggunaan baterai dan
aki.
Penemuan bahwa reaksi kimia dapat
menghasilkan energi listrik oleh Alessandro Volta (1745-1827) berdasarkan
eksperimen Luigi Galvani (1737-1798). Rangkaian alat yang menghasilkan arus
listrik dari reaksi kimia selanjutnya disebut sel Volta. Reaksi kimia tersebut
hanya terjadi pada reaksi redoks yang berlangsung spontan. Prinsip-prinsip
sel volta atau sel galvani adalah berdasarkan gerakan elektron
dalam sirkuit eksternal akibat adanya reaksi redoks. Beberapa aturan dalam sel
volta adalah sebagai berikut :
- Terjadi perubahan : energi kimia → energi listrik
- Pada anoda, elektron adalah produk dari reaksi oksidasi; anoda kutub negative
- Pada katoda, elektron adalah reaktan dari reaksi reduksi; katoda = kutub positif
- Elektron mengalir dari anoda ke katoda
Penerapan sel volta dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai yakni penggunaan aki pada kendaraan bermotor. Yang mana, aki digunakan agar kendaraan bermotor tersebut dapat berjalan. Berikut gambar dari aki :
Accumulator atau sering disebut aki
adalah salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau
motor, semua memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus
pada dinamo stater kendaraan). Aki adalah contoh sel volta yang bersifat
reversibel, di mana hasil reaksi dapat diubah kembali menjadi zat semula.
Selain itu, Aki adalah
sebuah sel atau elemen sekunder dan merupakan sumber arus listrik searah yang
dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Aki merupakan elemen sekunder yang mana, dapat dimuati kembali
berulang kali. Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel
(bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses
elektrokimia reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi
atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging).
Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini
terdiri dari dua kumpulan pelat yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer
(H2SO4). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah
atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat
terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk
lapisan timbal dioksida (PbO2) pada pelat positif.
Letak pelat positif dan negatif
sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan adanya
lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat). Proses kimia
yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama
digunakan dan dimuati kembali atau ‘disetrum’.
Saat aki digunakan, tiap molekul
asam sulfat (H2SO4) pecah menjadi dua ion hidrogen yang
bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (SO2-).
Tiap ion (SO2-) yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan
satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4) sambil
melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng
timbal dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan
satu atom oksigen membentuk molekul air (H2O). Dari proses ini
terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif)
dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang
mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut.
Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai
berikut :
Anode
|
:
|
Pb(s)
+ SO42¯(aq) → PbSO4(s) + 2e¯
|
Katode
|
:
|
PbO2(s)
+ 4H+(aq) + SO42¯(aq) + 2e¯ → PbSO4(s)
+ 2H2O(l)
|
Overall
Reaction
|
:
|
Pb(s)
+ PbO2(s) + 4H+(aq) + 2SO42¯(aq)
→ 2PbSO4(s) + 2H2O(l) E° sel = 2,0 V
|
Pada reaksi
pemakaian sel aki, molekul-molekul H2SO4 diubah menjadi
PbSO4 dan H2O sehingga konsentrasi H2SO4
dalam larutan semakin berkurang. Oleh karena itu, daya listrik dari aki terus
berkurang dan perlu diisi kembali. Untuk mengisi kembali, maka elektron harus
dialirkan dalam arah yang berlawanan menggunakan sumber listrik dari luar.
Timbal sulfat dan air diubah kembali menjadi timbal, timbal dioksida dan asam
sulfat dengan reaksi sebagi berikut :
Cas
ulang
|
||
2PbSO
(s) + 2H2O(l)
|
D
|
Pb(s)
+ PbO2(s) + 2H2SO4(l)
|
Discas
|
Dari reaksi-
reaksi di atas dapat diketahui bahwa pada penggunaan aki terjadi perubahan
energi dari energi kimia (yang melibatkan reaksi redoks) menjadi energi listrik
yang dapat menghidupkan mesin sehingga, kendaraan dapat berjalan.
Sumber : http://eckychaputry.blogspot.co.id/2012/02/kimia-ittu-sel-volta.html
http://www.nafiun.com/2013/07/aplikasi-kegunaan-sel-volta-dalam- kehidupan-sehari-hari.html
http://nasrahanjani.blogspot.co.id/2014/10/makalah-tentang-accumulator-
aki.html
No comments:
Post a Comment