Thursday, June 15, 2017

TEGANGAN PERMUKAAN


NAMA: Elisa Rahamadani (15630022)
Kimia A











TEGANGAN PERMUKAAN
AA.  Definisi Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin (Atkins, 1994).
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan  didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida (Suminar,2001).
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Giancoli,2001).
Tegangan permukaan bervariasi antar berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa seranga dapat berjalan diatasnya (suminar, 2001).

B. Pengukuran Tegangan Permukaan
1. Metode Kenaikan atau penurunan cairan dalam kapiler
Metode: bila sebatang pipa kapiler dimasukkan ke dalam cairan, maka permukaan cairan dalam pipa kapiler dapat mengalami kenaikan atau penurunan (Munson,2004):
1.    Bila cairan membasahi bejana (θ < 90), permukaan cairan naik
2.    Bila cairan tidak membasahi bejana (θ > 90), permukaan cairan turun



Kenaikan atau penurunan cairan dalam kapiler disebabkan adanya tegangan permukaan yang bekerja pada permukaan cairan yang menyentuh dinding sepanjang keliling pipa. Akibat tegangan permukaan ini pipa akan memberikan gaya reaksi pada permukaan cairan yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan (Munson,2004).
Besar gaya ke atas akibat tegangan permukaan :
                F1 = 2 Ï€ r g cos θ
            F1 = gaya ke atas akibat tegangan permukaan
            r = jari-jari kapiler
            g = tegangan permukaan
            θ= sudut kontak
Kenaikan cairan tidak dapat berlangsung terus, karena pada permukaan cairan juga bekerja gaya akibat berat cairan (F2) yang arahnya ke bawah sebesar :
                F2 = d V g      
     karena V = Ï€ r2  h , maka :
            F2  = Ï€ r2  h d g
            d = rapatan cairan
            g = percepatan gravitasi
            h = kenaikan/ penurunan cairan dalam kapiler
Pada saat setimbang berlaku F1 = F2, sehingga
            2 Ï€ r g cos θ = Ï€ r2 h d g



 

Metode perbandingan tegangan permukaan

                   

Bila   У1, d1 dan d2 diketahui, maka dengan menentukan tinggi kedua cairan dalam kapiler, tegangan permukaan cairan yang belum diketahui dapat ditentukan
2.    Metode Wilhelmley
Dasar: gaya yang diperlukan untuk menarik pelat tipis dari permukaan cairan. Penetapannya diperlukan alat dari lempeng tipis terbuat dari kaca, platina atau mika dan sebuah neraca. Pelat digantungkan pada salah satu lengan neraca dan dimasukkan ke dalam cairan yang akan diselidiki. Besarnya gaya tarik pada neraca yang digunakan untuk melepas pelat dari permukaan cairan dicatat (Munson,2004).
Penetapan tegangan muka metode Wilhelmy
Pada saat pelat terlepas berlaku hubungan :
            F = W + 2 â„“ g










Sehingga tegangan permukaan dapat dihitung sebagai :

g= tegangan permukaan
F= gaya tarik yang dicatat
W= berat lempeng ( pelat )
â„“= lebar lempeng
2= faktor karena ada 2 permukaan pada lempeng
Asumsi sudut kontak θ = 00, dan pengaruh dari ujung-ujung lempeng diabaikan .

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi (Giancoli,2001):
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul
2. Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
4. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5. Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

D. Prinsip Dasar Pengaplikasian Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Agar semakin memahami penjelasan ini, perhatikan ilustrasi berikut. Kita tinjau cairan yang berada di dalam sebuah wadah (Giancoli,2001).
Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan (Giancoli,2001).

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W.1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika jilid . Jakarta: Erlangga.
Munson, B.R. et all. 2004. Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga.
Suminar. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.













No comments:

Post a Comment

KESETIMBANGAN KIMIA DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Nama : JAMA’ATIN NIM : 15630018 KESETIMBANGAN KIMIA DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Ø REAKSI KESETIMBANGAN Rea...