Nama : MAGHFIROTUL IZZANI
NIM:15630021
SEL
ELEKTROKIMIA
Sel
elekrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan elektron yang terjadi
pada sebuah media pengantar listrik (elektrode). Elektrode terdiri dari
elektrode positif dan elektrode negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda
akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron.
Konsep elektrokimia didasari oleh proses reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan
elektrolit. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan elektron
sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang terjadi
pada media pengantar pada sel elektrokimia(Muhammad Ridwan.2016)
Proses
elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya serah terima
elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit
lemah dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit kuat merupakan larutan
yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat
baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang
dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektron lemah merupakan larutan
yang mengandung ion-ion terlarut yang terionisasi sebagian sehingga dalam
proses serah terima elektron berlangsung lambat dan energi yang dihasilkan
kecil. Larutan non-elektrolit merupakan larutan yang tidak terjadi proses serah
terima elektron(Muhammad Ridwan.2016)
Sel
elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Sel volta atau sel
galvani merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik dari reaksi
kimia yang berlangsung sepontan. Pada sel volta anoda adalah kutub negatif dan
katoda adalah kutub positif. Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalan larutan
elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi
sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan
listrik. Sel volta dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel volta primer, sel volta
sekunder dan sel volta bahan bakar. Sel volta primer merupakan sel volta yang
tidak dapat diperbarui dan bersifat irreversible, contohnya baterai kering. Sel
volta sekunder merupakan sel volta yang dapat diperbarui dan bersifat
reversible, contohnya baterai aki. Sel volta bahan bakar merupakan sel volta
yang tidak dapat diperbarui tetapi tidak habis, contohnya sel campura bahan
bakar pesawat luar angkasa(Muhammad Ridwan.2016)
Sel
elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi listrik
untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Pada sel elektrolisis
katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Aplikasi
dari sel elektrolisis adalah penyepuhan logam emas dengan menggunakan larutan
elektrolit yang mengandung unsur emas (Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi
kembali perhiasana yang kada emasnya sudah berkurang(Muhammad Ridwan.2016)
Contoh reaksi
redoks spontan dalam sel volta yang menghasilkan energi listrik adalah reaksi
antara seng (Zn) dan tembaga (Cu).
1. Notasi sel volta
Rangkaian
sel volta dapat ditulis dalam bentuk notasi atau diagram sel. Anoda dituliskan
di sebelah kiri dan katoda di sebelah kanan yang dipisahkan oleh jembatan
garam. Jembatan garam dilambangkan dengan dua garis sejajar (||). Secara umum,
notasi sel dituliskan sebagai berikut:
anoda | Larutan | | Larutan | katoda Zn | Zn2+ | | Cu2+
| Cu
Notasi tersebut menyatakan bahwa
pada anoda terjadi reaksi oksidasi Zn menjadi ion Zn2+ , sedangkan
di katoda terjadi reaksi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu.
2. Potensial Elektroda
Standar
Pada sel volta yang tersusun dari
elektrode Zn dan Cu, ternyata elektrode Zn mengalami oksidasi dan elektrode Cu
mengalami reduksi. Untuk membandingkan kecenderungan logam-logam mengalami
oksidasi maupun reduksi digunakan elektroda hydrogen sebagai pembanding yang
potensial elektrodanya adalah 0 volt. Potensial elektrode berkaitan dengan
reaksi redoks sehingga ada dua jenis potensial elektrode, yaitu potensial reduksi
dan potensial oksidasi . Potensial oksidasi merupakan nilai yang sama dengan
potensial reduksi dengan tanda berlawanan.
E° oksidasi = – E° reduksi
3. Potensial Sel (Esel)
Perbedaan potensial dari kedua
elektroda (katoda dan anoda) disebut beda potensial atau potensial sel standar
yang diberi lambar Esel.
Esel = E° katoda – E°anoda
Katoda merupakan tempat terjadinya
reaksi reduksi, dan anoda merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi.
Potensial sel reduksi lebih besar daripada potensial sel oksidasi. Potensial
sel dapat digunakan untuk memperkirakan spontan tidaknya suatu reaksi redoks.
Reaksi redoks berlangsung spontan jika nilai Esel > 0 (positif) dan tidak
spontan jika nilai Esel < 0 (negatif).
4. Deret Volta
Pada Deret Volta, unsur logam dengan
potensial elektrode lebih negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur
dengan potensial elektrode yang lebih positif ditempatkan di bagian
kanan.Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin
reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan logam merupakan reduktor yang
semakin kuat sehingga semakin mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, semakin ke
kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin kurang
reaktif (semakin sulit melepas elektron) dan logam merupakan oksidator yang
semakin kuat sehingga semakin mudah mengalami reduksi.
No comments:
Post a Comment