Nama: Zainab
Al Wahida
NIM :
15630002
PENERAPAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Larutan mempunyai dua jenis sifat
larutan yang sama, yaitu sifat-sifat larutan yang tergantung pada jenis dan
yang kedua yaitu sifat yang sifat yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut
namun hanya tergantung pada konsentrasi zat terlarut saja. Sehingga semakin
besarkonsentrasi suatu zat tersebut atau zat yang ditambahkan dalam larutan,
maka penurunan titik bekunya semakin besar. sifat larutan yang termasuk
golongan ini disebut sifat-sifat koligatif larutan).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka suatu larutan akan
mengalami [1]:
1. Penurunan
tekanan uap jenuh
2. Kenaikan
titik didih
3. Penurunan
titik beku
4. Tekanan
osmosis
Fokus artikel
ini adalah mengenai penurunan titik beku. Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan
tekanan uap padatnya atau suhu pada perpotongan garis tekanan tetap pada 1 atm
dengan kurva peleburan (Petruci,1987). Titik beku larutan larutan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murni. Hal tersebut terjadi dikarenakan zat pelarut
harus membeku terlebih dahulu baru dilanjutkan zat terlarutnya, sehingga
larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Karena setiap larutan
memiliki titik beku yang berbeda-beda. Penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku pelarut dan titik beku larutan lebih rendah dari titik beku
pelarut. pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antar partikel atau molekul sedemikian dekat satu sama lain, sehingga terjadi
gaya tarik menarik antar-molekul yang sangat kuat. Adanya partikel zat terlarut
mengakibatkan pergerakan molekul pelarut terhalang, akibatnya agar jarak antar molekul
lebih dekat diperlukan suhu yang lebih rendah. Sehingga titik beku larutan akan
lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat
adanya partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (ΔTf). Penurunan
titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan [2]:
ΔTf = Penurunan titik beku
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat pelarut
p = Massa zat pelarut
Bila bongkahan
es dicampur dengan garam suhunya akan turunkan sedikit demi sedikit, maka
dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan
berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa
padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa
cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada saat proses pendinginan
berlangsung larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sehingga
menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun)
sedangkan potesnsial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka
akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa
padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Hal inilah yang menyebabkan adanya zat terlarut akan menurunkan titk
beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah
sebagai berikut [1]:
ΔTf
= Kf x m x i
Keterangan:
∆Tf = Penuruan
titik beku
∆m = molalitas
larutan
Kf = Tetapan
konstantat titik beku larutan
Jangan lupa
untuk menambahkan faktor van hoff pada rumus diatas apabila larutan yang
ditanyakan adalah larutan elektrolit. Berikut ini diagram air dan larutan
berair [1] :
1. Penurunan
titik beku pada Es Puter
Salah satu
penerapan titik beku larutan adalah dalam pembuatan Es Puter. Dalam pembuatan
Es Puter tersebut terdapat salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Penerapan
Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan es krim. Semakin besar
Konsentrasinya maka semakin rendah titik bekunya [2].
2. Cara mebuat
adonan es puter menggunakan Prinsip Sifat koligatif larutan
Adonan es krim
ditempatkan dalam suatu bejana yang terendam es batu dan es batu yang telah diberi
garam dapur sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari 10C.
Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es
beberapa derajat di bawah dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena
proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air,
dan garam dapur. Temperatur normal campuran es dan air adalah 00C.
Akan tetapi itu tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang
diperlukan untuk membekukan es krim adalah -3oC atau lebih rendah
[3].
3. Prinsip Percobaaan
Adonan es krim
dalam plastik yang terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapat
membeku seiring proses pengguncangan. Maka akan terjadi perpindahan kalor dari
adonan es krim ke campuran es batu dan garam. Temperatur normal campuran es dan
air adalah 00C, sedangkan temperatur diperlukan untuk membekukan es
krim yakni lebih kecil sama dengan -3oC [2]. Untuk mencapai suhu
tersebut perlu ditambah garam/zat terlarut lainnya. Garam berfungsi menurunkan
titik beku larutan yang berfungsi sebagai larutan elektrolit. Semakin banyak
garam yang digunakan maka semakin rendah titik bekunya. Hal ini sesuai dengan
hukum Ranoult. Garam larut dengan es yang mencair membentuk air garam dan
menurunkan temperaturnya. Selama proses ini memerlukan panas. Larutan tersebut
mendapat kalor dari adonan es krim sehingga es krim memadat. Pengguncangan
selama proses pembekuan bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es yang
terbentuk sehingga es krim semakin halus[3].
Sumber:
Atkins. 2006. Physical Chemistry. New York. W.H. Freeman and
Company.
Rohayati, Nova Safitri. 2010. Penurunan Titik Beku Larutan.
Semarang. Vol. II. No. 2.
Setiawan, Haris. 2009. Kajian Pembuatan Es Puter Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas (L) Lam.) Dan Analisis Finansialnya. Skripsi IPB
No comments:
Post a Comment