Nama : Novi Mustika Sari
NIM : 15630031
Keseimbangan Kimia Elektrokimia
Elektrokimia
merupakan cabang lmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energy listrik
dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi reduksi dan oksidasi ( Redoks
) dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi spontan diubah
menjadi listrik atau dimana energy listrik digunakan agar reaksi yang
nonspontan bisa terjadi. Sel elektrokimia dapat didefinisikan sebagai sel yang
menghasilkan energy listrik akibat reaksi kimia dalam sl tersebut, seperti sel
volta dan sel galvani. Sedangkan sel yang menghasilkan reaksi kimia akibat
energy listrik disebut dengan sel elektrolisis.
1.
Sel
Volta atau Sel Galvani
Sel
volta merupakan penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang memberikan
aliran electron lewat rangkaian luar lewat suatu zat kimia yang teroksidasi ke
zat kimia yang direduksi. Dalam sel volta, oksidasi berarti dilepaskannya
electron oleh atom, molekul atau ion dan reduksi berarti diperolehnya electron
oleh partikel-partikel ini.
Sel
galvani atau sel volta merupakan sel yang menghasilkan arus listrik. Pada sel
galvani, anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan negative dan katoda
berfungsi sebagai muatan positif. Arus listrik mengalir dari katoda menuju
anoda. Reaksi kimia yang terjadi pada sel galvani berlangsung secara spontan.
gambar sel volta
Syarat
sel galvani :
1. Reaksi
redoks terjadi secara spontan
2. Hasil
reaksi menghasilkan energy
3. G<0 dan Eosell
adalah positif
Prinsip
dari sel volta adalah jika dua logam dicelupkan dengan kecenderungan ionisasi
yang berbeda dalam larutan elektrolit dan menghubungkan kedua elektroda dengan
kawat, sebuah sel volta akan tersusun. Pertama, logam dengan kecenderungan
ionisasi yang lebih besar akan teroksidasi, menghasilkn kation yang terlarut
dalam larutan elektrolit. Kemudian electron yang dihasilkan akan bermigrasi ke
logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada logam
dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation yang terlarut dalam larutan
elektrolit akan direduksi dengan adanya electron yang mengalir ke logam
tersebut. Setiap elektroda dan eletrolit dapat membentuk reaksi setengah sel.
Reaksi elektroda adalah setengah reaksi
yang tejadi pada setengah sel. Yang termasuk setengah reaksi dalah reaksi ang
memperlihatkan kehilangan electron atau reaksi memperlihatkan perolehan
electron. Contoh :
Oksidasi Zn : Zn(s)
-----> Zn2+(aq) + 2e-
Reduksi Cu2+ :
Cu2+(aq) + 2e- ------> Cu(s)
Kedua
setengah sel bila dihubungkan akan membentuk sel elektrokimia lengkap. Reaksi
kimia yang terjadi pada sel galvani atau sel volta berlangsung secara spontan.
1. Potensial
Elektroda standart (Eo)
Potensial
elektroda standart dari suatu elektroda didefinisikan sebagai DGL (daya gerak listrik) suatu sel yang
terdiri dari elektroda yang dicelupkan ke dalam suatu larutan yang mengandung
ionnya dengan keaktifan berharga satu ( a = 1 ) dan elektroda hydrogen standart
sebagai pembanding pada tekanan hydrogen 1 atm dan suhu kamar. Sistem elektroda
dalam sel tersebut harus reversible secara termodinamika yaitu :
Mn+ ( a = 1)
+ ne <-------> M
Sebenarnya
yang diukur bukan potensial elektroda,tetapi lebih tepat bila dikatakan sebagai
beda potensial ( terhadap hydrogen =0 v ). Yang umum dikenal adalah potensial
reduksi standart.
2. Menghitung
DGL sell Menggunakan Data Potensial Elektroda
Daya
Gerak listrik standart suatu sel besarnya adalah selisih kedua potensial
elektroda atau sama dengan potensial sel elektroda standart dari katoda
dikurangi potensial standart anoda. Misalnya :
Gambar elektroda hydrogen standart
Tentukan Eosell
untuk system Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq)
| Cu(s)
Jawab
:
Zn
mengalami oksidasi maka Zn merupakan anoda, sedangkan Cu mengalami reduksi maka
Cu bertindak sebagai katoda.
Esel
= Ekatoda – Eanoda
= 0,34 volt – (-0,76 volt)
= 1,10 volt
3. Hubungan
antara potensial sell (Eo)
dan energy bebas gibbs (G
Karena
kerja maksimum, ketika suhu dan tekanan tetap maka :
n adalah jumlah electron yang terlibat dalam setengah reaksi. Berdasarkan harga energy bebas gibbs (Δ Go ), dapat diramalkan berlangsung tidaknya suatu sel elektrokimia. Suatu reaksi sel akan berlangsung spontan jika deltaΔ Go < 0 atau harga E > 0.
4. Persamaan
nerst
Hubungan antara potensial arus dengan aktivitas zat yang ikut
serta dalam reaksi sel. Kaitan energi bebas gibbs dengan komposisi dapat
dinyatakan sebagai :
Δ G = Δ Go + RT ln Q
DG = nF
DG0 + nF 1 RT ln Q
DG0 + nF 1 RT ln Q
Δ Go = - n F Eo atau Eo = - nF
yang dikenal sebagai persamaan Nerst E = Eo – nF RT ln Q
yang dikenal sebagai persamaan Nerst E = Eo – nF RT ln Q
Eo adalah potensial reduksi
standar, R tetapan gas ideal, n jumlah elektron yang terlibat, F adalah
bilangan Faraday dan Q adalah kuosien reaksi Untuk komposisi sebuah komportemen
elektroda di dalam kuosien reaksi Q dengan harga keaktifan = a.
5. Sel
pada keseimbangan
Pada saat reaksi dalam keadaan setimbang, maka harga Q = K, K
adalah konstanta kesetimbangan reaksi sel. Pada kesetimbangan reaksi kimia
tidak melakukan kerja sehingga besarnya beda potensial antara kedua elektroda
adalah nol sehingga 0 = Eo –
6. Hubungan
antara potensial sel dan besaran termodinamika
Energi bebas gibbs dari suatu sel elektrokimia dapat diukur
menggunakan hubungan Δ Go = - nFEo. Sedangkan Δ G sendiri
mempunyai hubungan dengan besaran termodinamika yang lain misalnya entropi,
entalpi.
7. Hubungan
antara potensial sel dengan pH
Menentukan pH suatu larutan, maka elektroda
standar yang digunakan dipasang sebagai katoda. Sebagai contoh bila menggunakan
elektroda hidrogen standar sebagai katoda.
Untuk R = 8,314 J/ mol; T= 298K dan F= 96500
coulomb dan tekanan H2 = 1 atm serta
[H+] std = 1, dan Eo sel = 0 (perjanjian) maka
2.
Sel
Elektrolisis
Sel elektrolisis
merupakan sel yang menggunakan arus listrik untuk dapat berlangsung reaksi
kimia. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia tidak terjadi secara spontan tetapi
melalui perbedaan potensial yang dpicu dari luar system. Anoda berfungsi
sebagai elektroda bermuatan positif dan katoda berfungsi sebagai elektroda
bermuatan negative, sehingga arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sel
ini terdiri dari sumber arus searah yang dihubungkan dengan kawat penghantar
pada dua buah elektroda (antara katoda dengan anoda). Kedua ujung elektroda
dicelupkan dalam bejana berisi cairan elektrolit. Elektroda yang dihubungkan
dengan kutub positif berfungsi sebagai anoda, sedangkan elektroda yang
dihubungkan dengan kutub negative berfungsi sebagai katoda. Elektroda yang digunakan dalam sel elektrolisis terdapat dua
macam yaitu :
1. Elektroda
Inert
Elektroda yang
tidak ikut bereaksi baik sebagai katoda maupun anoda sehingga dalam sel
elektrolisis yang menglami reaksi redoks (reduksi-oksidasi) adalah elektrolit
sebagai zat terlarut atau air sebagai pelarut. Contohnya Carbon (C) dan Platina
(Pt)
2. Elektroda
noninert (tidak inert)
Elektroda aktif
adalah elektroda yang ikut bereaksi, terutama jika digunakan sebagai anoda,
dapat mengalami reduksi. Contohnya Fe, Al, Cu, Zn, Ag dan Au
Gambar sel elektrolisis NaCl
Sumber Pustaka
Keenan, Charles. W.1980. Ilmu Kimia
untuk Universitas Edisi keenam Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Sodikin. Nanang.dkk. 2013.Representasi
Mikroskopik Submikroskopik dan prinsip kerja Sel elektrokimia. Jurnal
Universitas negeri Malang. Vol 2 no 1
W. endang. 2005. Elektrokimia. Materi Pembinaan Olimpiade sains Tingkat
Provinsi. FMIPA UNY : Yogyakarta
No comments:
Post a Comment