Elektrokimia
adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energy listrik dan
energy kimia. Proses elektokimia adalah reaksi redoks (oksidasi-reduksi) dimana dalam reaksi
ini energy yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi energy listrik atau
dimana energy listrik digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi. Dalam
reaksi redoks, elektron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat lain. Sel
elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi spontan di
dalamnya disebut sel galvani. Sel elektrokimia dimana reaksi tak spontan di
dalamnya digerakkan oleh sumber arus luar disebut sel elektrolisis.
Prinsip-prinsip
dasar elektrokimia didasarkan pada rasio tegangan antara dua zat dan memiliki
kemampuan untuk bereaksi satu sama lain. Semakin lama logam (elektroda) dalam
suat larutan sel galvani yang terpisah, maka semakin kuat listrik akan
terbentuk akibat perpindahan elektron dari satu sel ke sel yang satunya. Alat
yang digunakan untuk mempelajari elektrokimia disebut sel elektrokimia. Sel
elektrokimia dalaha system yang terdiri dari elektroda yang tercelup pada
larutan elektrolit. Sel elektrokimia yang sangat banyak penerapannya dalan
kehidupan sehari-hari adalah sel volta.
A.
Sel Galvani (Sel Volta)
Peralatan percobaan untuk mengasilkan
listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks spontan disebut sel galvani atau sel
volta, diambil dari nama ilmuan Italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta, yang
membuat versi awal dari alat ini. 
Sebatang
seng dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4 dan sebatang tembaga
dicelupkan kedalam larutan CuSO4. Sel bekerja berdasarkan asas bahwa
oksidasi Zn menjadi Zn2+ dan reduksi Cu2+ menjadi Cu
dapat dibuat berlangsung serentak dalam lokasi-lokasi yang terpisah dimana
transfer elektron antara lokasi-lokasi tersebut terjadi melalui sebuah kawat
eksternal. Batang seng dan tembaga dinamakan elektroda. Susunan elektroda (Zn
dan Cu) dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4) ini disebut
Daniell. Berdasarkan definisi, anoda dalam sel galvani ialah elektroda tempat
terjadinya oksidasi dan katoda ialah
elektroda tempat terjadinya reduksi.
Untuk
sel Daniell, reaksi-reaksi setengah sel, yaitu, reaksi oksidasi dan reduksi
pada masing-masing elektroda, ialah :
Arus listrik mengalir dar anoda ke
katoda karena ada selisish energy potensial listrik diantara kedua elektroda.
Aliran arus listrik ini analog dengan air yang jatuh dari air terjun karena ada
selisih energy potensial gravitasi, atau aliran gas dari wilayah bertekanan
tinggi ke wilayah bertekanan rendah.
1.
Aki
Aki
atau accumulator merupakan sel volta yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO,
dlaam larutan asam sulfat yang berfungsi sebagai elektrolit. Pada aki, sel
disusun dalam beberapa pasang dan setap pasang mengahsilkan 2 volt. Aki umumnya kita temui memiliki potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai
sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang
dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus.
Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan
sel volta, dan reaksi pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti
peristiwa elektrolisa.
2.
Baterai
Baterai atau sel kering merupakan salah satu
sel volta, yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, berbeda dengan aki, baterai
tidak dapat diisi kembali.
Sehingga baterai juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder. Baterai disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda.
Sehingga baterai juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder. Baterai disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda.
3.
Baterai Nikel-Kadmium
Baterai Nikel-Kadmium merupakan baterai kering
yang dapat di isi ulang.Reaksi sel yang terjadi sebagai berikut:
Anode : Cd + 2OH- Cd(OH)2 + 2e
Katode :NiO2 + 2H2 O + 2e Ni(OH)2 + Ni(OH)2 + Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2
Katode :NiO2 + 2H2 O + 2e Ni(OH)2 + Ni(OH)2 + Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2
Hasil-hasil reaksi pada baterai nikel-kadmium
merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya.Pengisian dilakukan
dengan membalik arah aliran electron pada kedua electrode.
4.
Baterai Perak Oksida
Susunan baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anode), Ag2O (sebagai
katode), dan pasta KOH sebagai elektrolit. reaksinya sebagai berikut:
Anode :Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e
Katode :Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Anode :Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e
Katode :Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Reaksi Sel : Zn(s) +
Ag2O(s) + H2O(l) " Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Baterai perak oksida
memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam waktu yang
lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan berbagai
jenis peralatan elektrolit lainnya
5.
Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar merupakan sel yang menggunakan
bahan bakar campuran hydrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan
oksigen. Bahan bakar (pereaksi) dialirkan terus menerus. Gas oksigen dialirkan
ke katode melalui suatu bahan berpori yang mengkatalis reaksi dan gas hydrogen
dialirkan ke anode.
Anode :2H2 + 4OH- 4H2O + 4e
Katode :O2 + 2H2O + 4e 4OH- + 2H2 + O2 2H2O
Katode :O2 + 2H2O + 4e 4OH- + 2H2 + O2 2H2O
Sel seperti ini biasa di gunakan untuk sumber
listrik pada pesawat luar angkasa.
6. Proses dalam penyepuhan
Elektroplating atau penyepuhan merupakan proses
pelapisan permukaan logam dengan logam lain. Misalnya tembaga dilapisi dengan emas
dengan menggunakan elektrolit larutan emas (AuCl3).
Emas
(anoda) : Au(s) → Au3+(aq) + 3e (oksidasi)
Tembaga (katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Tembaga (katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Dari persamaan reaksi
tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi Au3+(aq) + 3e →
Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan tembaga dalam bentuk
lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai dangan lama proses
reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal.
7. Proses Sintesa
Sintesa atau pembuatan senyawa basa, cara
elektrolisa merupakan teknik yang handal. Misalnya pada pembuatan logam dari
garam yaitu K, Na dan Ba dari senyawa KOH, NaOH, Ba(OH)2, hasil samping dari
proses ini adalah terbentuknya serta pada pembuatan gas H2, O2, dan Cl2.
Seperti reaksi yang telah kita bahas.
8. Proses pemurnian logam
Proses pemurnian tembaga merupakan contoh yang
menarik dan mudah dilaksanakan. Pemurnian ini menggunakan elektrolit yaitu
CuSO4. Pada proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai anoda, dimana
zat tersebut akan mengalami oksidasi, Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+berasal dari CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor.
Reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+berasal dari CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor.
Sumber
:
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Atkins,
P.W. 1993. Kimia Fisika. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
No comments:
Post a Comment